[MOVIE] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Udah liat poster film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini sebelum gw berangkat ke Hokkaido. Dari posternya sih keliatan lah film drama keluarga gitu. Dan mereka turun ke bioskop2 di Jakarta tgl 2 Januari 2020 saat gw masih di Hokkaido. Minggu lalu itu gw ada acara annual family gathering, dan hubby masih ada jadwal nonton pelem lain, jadi gw baru jadwalin hari ini deh nonton di Kuncit, secara di Setiabudi udah gak maen donk. Sebel kan! Ok, jadi film ini disadur dari novel karya Marchella FP dengan judul yang sama, garapan Angga Dwimas Sasongko, dan ditulis bareng Jenny Jusuf. Well, apa bedanya dengan film2 drama keluarga yang lainnya? Yuk ditonton aja sebelum hilang dari bioskop kesayangan.
Film ini udah pasti tentang keluarga. Di awal film kita diperkenalkan dengan sepasang suami istri, Faris muda (Oka Antara) dan Ajeng muda (Niken Anjani) yang memiliki 2 anak, Angkasa dan Aurora. Ajeng sendiri sedang dalam persiapan melahirkan. Setelah itu, adegan berpindah saat sang Ayah menghampiri Angkasa, memeluknya kemudian menangis. Di sini penonton diajak bertanya-tanya, “ada apa gerangan?” Gw juga langsung menebak-nebak. “Mamaknya meninggal? Bayinya meninggal? Ada apa ini?” Tapi sebelum segala pertanyaan itu terjawab, kita langsung dialihkan perhatian ke masa 21 tahun kemudian. Kita diperkenalkan dengan Awan (Rachel Amanda) seorang arsitek yang masih berstatus pegawai kontrak di perusahaan Pak Anton (Chicco Jerikho). Awan adalah anak bungsu dari Faris (Donny Damara) dan Ajeng (Susan Bachtiar). Awan punya 2 kakak, Angkasa (Rio Dewanto) dan Aurora (Sheila Dara). *udah dejavu belon? Hahaha* Dari sini gw langsung sadar apa yang telah terjadi. Kuncinya ada di adegan awal saat Faris muda dan Ajeng muda ngobrol di mobil pada waktu mau berangkat ke RS.
Dengan bergulirnya film, konflik pun makin banyak. Awan hidup dengan Ayah yang super protektif, Ibu yang gak banyak bicara, Mas Angkasa yang cukup memanjakan, dan Kak Aurora yang sangat tertutup. Sungguh keluarga yang unik. Tapi gw bisa liat sih kalo sang Ayah ingin mereka terlihat bahagia dan baik2 saja, tanpa konflik apa pun. Sampai satu saat Awan bertemu dengan Kale (Ardhito Pramono), dan matanya seakan jadi terbuka. Apa yang selama ini dijalani sudah disediakan semua oleh keluarganya, sehingga ia gak pernah tau rasanya memilih. Sesuatu yang baru dalam hidup Awan, tetapi malah jadi seperti sumbu yang siap meledak begitu disulut api. Dan akhirnya misteri yang selama ini ditutupi oleh Ayah dan Ibu, terkuak saat Mas Angkasa tidak bisa menahan lagi emosinya selama 21 tahun.
Bingung gak? Kalo bingung ya buruan nonton, jadi bisa tau apa sebetulnya yang mau diceritain tentang hari ini hihihi.. Rachel Amanda bermain sangat baik. Gw suka dengan gayanya yang natural dalam memerankan Awan. Seakan ia diciptakan memang untuk menjadi Awan. Rio Dewanto gak usah ditanya. Aktingnya jempolan dah. Sungguh ciamik. Gw gak kenal Sheila Dara, tapi perannya bagus banget di sini jadi Aurora. Bener2 piawai dah memerankan sosok Aurora yang tertutup dan cukup ketus. Donny Damara dan Susan Bachtiar lumayan ok. Cocok lah jadi Ayah yang galak dan Ibu yang pasrah. Oya cukup banyak cameo yang lalu lalang, gak banyak peran, tapi porsinya pas. Cukup. Gak kebanyakan. Gak ganggu. Dayu Wijanto, idolaku. Arswendy Bening Swara. Isyana Sarasvati.
Well, film ini mengajarkan kita untuk berani menghadapi semua ketakutan dalam hidup kita. Ketakutan tentang gagal, tumbuh, patah, bangun, jatuh, hilang, menunggu, bertahan, berubah, dan masih banyak lagi pastinya. Kita harus belajar menghadapinya. Gak usah terburu2. Sabar, satu persatu. Seperti kata Angkasa, “Kita gak akan tau rasanya bahagia kalau kita gak pernah ngerasa sedih.”
Semoga berkenan.
Comments
Post a Comment