[MOVIE] Hachiko: A Dog’s Story (2009)
Pernah denger sih kalo nih film bagus banget. Tapi karena gw tau, gw cengeng, gw selalu tunda-tunda nonton film itu. Tau sendiri lah kalo cerita tentang dog itu pasti menyentuh banget. Apalagi film itu ternyata kisah nyata yang pernah dibuat filmnya di tahun 1987 dan menjadi terkenal banget.
Pagi itu kok tergoda pingin sedikit nangis, keluarin racun-racun yang udah numpuk. *lho?* Makanya setelah liat ke HD gw, terpilihlah Hachiko sebagai film yg mo ditonton. Berhubung gak ke mana-mana, gw nemploklah dengan nyaman di kamar, pasang AC, sambil nonton Hachiko. Segelondong tissue pun siap di samping gw.
Film Hachiko: A Dog’s Story diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Jepang. Film diawali dengan seorang anak menceritakan kepada teman-teman sekelasnya, siapakah yang menjadi pahlawannya. Teman-temannya sempat menertawakannya karena anak itu menuliskan di papan tulis bahwa tokoh pahlawannya adalah Hachiko, anjing kakeknya. Awal nonton aja gw udah agak berkaca-kaca, ngeliat Hachi (nama Hachiko di film remake ini) pertama kali ketemu sama Professor Parker Wilson (Richard Gere). Well, terus terang, gw bukan penggemar Gere. Film-filmnya hanya gw tonton karena genre romantic or drama-nya aja. Tapi di sini, gw jadi agak-agak jatuh cinta sama Gere. Mungkin karena dia adalah pemilik Hachi :)
Film ini diisi dengan usaha Cate Wilson (Joan Allen), istri Parker mencari pemilik Hachi, usaha Parker mengajarkan fetch (lempar-tangkap) kepada Hachi, ketakutan Hachi pada seekor sigung, dan penantian Hachi dengan jadwal pulang Parker dari kampus. Anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer) mendukung Parker untuk memelihara Hachi. Bahkan Michael (Robbie Sublett), kekasih Andy pun ikut mencoba mengajarkan fetch ke Hachi. Peran-peran lain di film ini juga bikin warna tersendiri. Seperti peran Ken Fujiyoshi (Cary-Hiroyuki Tagawa) sebagai sahabat Parker yang percaya bahwa Hachi-lah yang menemukan Parker, bukan sebaliknya. Ada juga Carl Boilins (Jason Alexander) sebagai controller di stasiun kereta, Jasjeet (Erick Avari) sebagai penjual kopi dan hotdog, bahkan Mary Anne (Davenia McFadden), seorang pemilik toko dekat situ pun menjadikan film ini terhibur dengan caranya sendiri.
Setiap hari Hachi mengantar dan menjemput Parker di stasiun kereta. Selalu duduk di tempat yang sama. Semua orang bahkan mengenal Hachi. Mereka tak sungkan menyapa Hachi dengan cara mereka masing-masing. Ada satu moment di mana Parker gak pernah pulang lagi. Tetapi Hachi yang setia pada Parker, tetap menunggu jadwal pulang Parker di tempat yang sama. Dan itu dilakukan 9 tahun lamanya. Hujan, salju, angin, terik matahari, dilalui Hachi dengan tegar. Sampai akhirnya semua pengorbanan Hachi terbayar sudah. Gimana sih endingnya? Ditonton aja deh ya :)
Hachi sendiri adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Terlahir tgl 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Hachi diadopsi oleh Professor Ueno yang memang ingin memiliki seekor ajing Akita Inu. Cinta Hachi kepada Professor Ueno inilah yang kemudian menjadi bukti betapa kesetiaan seekor anjing melebihi manusia.
Tangis tak terbendung menonton film ini dari awal sampai akhir. Bahkan beberapa menit end-credit selesai pun, gw masi nangis sesenggukan, menahan isak. Tissue pun sudah bertebaran di ranjang gw. Niat gw sudah bulat. Harus foto sama patung Hachi. Patung Hachiko yang terbuat dari perunggu, kini dapat dijumpai di tempatnya biasa ia menunggu tuannya, di luar Stasiun Shibuya, Tokyo. Patung itu pun terkadang dijadikan tempat untuk bertemu saat membuat janji. So, janjian yuk :)
Pagi itu kok tergoda pingin sedikit nangis, keluarin racun-racun yang udah numpuk. *lho?* Makanya setelah liat ke HD gw, terpilihlah Hachiko sebagai film yg mo ditonton. Berhubung gak ke mana-mana, gw nemploklah dengan nyaman di kamar, pasang AC, sambil nonton Hachiko. Segelondong tissue pun siap di samping gw.
Film Hachiko: A Dog’s Story diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Jepang. Film diawali dengan seorang anak menceritakan kepada teman-teman sekelasnya, siapakah yang menjadi pahlawannya. Teman-temannya sempat menertawakannya karena anak itu menuliskan di papan tulis bahwa tokoh pahlawannya adalah Hachiko, anjing kakeknya. Awal nonton aja gw udah agak berkaca-kaca, ngeliat Hachi (nama Hachiko di film remake ini) pertama kali ketemu sama Professor Parker Wilson (Richard Gere). Well, terus terang, gw bukan penggemar Gere. Film-filmnya hanya gw tonton karena genre romantic or drama-nya aja. Tapi di sini, gw jadi agak-agak jatuh cinta sama Gere. Mungkin karena dia adalah pemilik Hachi :)
Film ini diisi dengan usaha Cate Wilson (Joan Allen), istri Parker mencari pemilik Hachi, usaha Parker mengajarkan fetch (lempar-tangkap) kepada Hachi, ketakutan Hachi pada seekor sigung, dan penantian Hachi dengan jadwal pulang Parker dari kampus. Anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer) mendukung Parker untuk memelihara Hachi. Bahkan Michael (Robbie Sublett), kekasih Andy pun ikut mencoba mengajarkan fetch ke Hachi. Peran-peran lain di film ini juga bikin warna tersendiri. Seperti peran Ken Fujiyoshi (Cary-Hiroyuki Tagawa) sebagai sahabat Parker yang percaya bahwa Hachi-lah yang menemukan Parker, bukan sebaliknya. Ada juga Carl Boilins (Jason Alexander) sebagai controller di stasiun kereta, Jasjeet (Erick Avari) sebagai penjual kopi dan hotdog, bahkan Mary Anne (Davenia McFadden), seorang pemilik toko dekat situ pun menjadikan film ini terhibur dengan caranya sendiri.
Setiap hari Hachi mengantar dan menjemput Parker di stasiun kereta. Selalu duduk di tempat yang sama. Semua orang bahkan mengenal Hachi. Mereka tak sungkan menyapa Hachi dengan cara mereka masing-masing. Ada satu moment di mana Parker gak pernah pulang lagi. Tetapi Hachi yang setia pada Parker, tetap menunggu jadwal pulang Parker di tempat yang sama. Dan itu dilakukan 9 tahun lamanya. Hujan, salju, angin, terik matahari, dilalui Hachi dengan tegar. Sampai akhirnya semua pengorbanan Hachi terbayar sudah. Gimana sih endingnya? Ditonton aja deh ya :)
Hachi sendiri adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Terlahir tgl 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Hachi diadopsi oleh Professor Ueno yang memang ingin memiliki seekor ajing Akita Inu. Cinta Hachi kepada Professor Ueno inilah yang kemudian menjadi bukti betapa kesetiaan seekor anjing melebihi manusia.
Tangis tak terbendung menonton film ini dari awal sampai akhir. Bahkan beberapa menit end-credit selesai pun, gw masi nangis sesenggukan, menahan isak. Tissue pun sudah bertebaran di ranjang gw. Niat gw sudah bulat. Harus foto sama patung Hachi. Patung Hachiko yang terbuat dari perunggu, kini dapat dijumpai di tempatnya biasa ia menunggu tuannya, di luar Stasiun Shibuya, Tokyo. Patung itu pun terkadang dijadikan tempat untuk bertemu saat membuat janji. So, janjian yuk :)
lovely as usual hon...
ReplyDeletethank you dear :D
ReplyDelete